18 Industri Investasi di KIT Batang
18 Industri Investasi di KIT Batang
Menteri Investasi/ Kepala Tubuh Koordinasi Penanaman Modal( BKPM) Bahlil Lahadalia menguak pertimbangan terbanyak dari investor buat tanam modal. Salah satunya, terpaut akses jalur tol terhadap kawasan industri.
Bahlil Lahadalia menarangkan, rasio penanaman modal di Pulau Jawa lumayan besar. Alasannya, banyak infrastruktur jalur tol yang telah terdapat serta masih hendak dibangun
Baginya, aspek akses ini jadi pertimbangan para calon investor. Bukan tanpa alibi, akses tersebut dapat memencet bayaran logistik yang dikeluarkan industri.
” Sebab paling utama di Jakarta ini, di Jawa, di Jawa Barat serta Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY itu lumayan berakibat luar biasa terhadap pertimbangan dari para investor,” ucap Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II serta Semester I Tahun 2024, di Kantor BKPM, Jakarta, Senin( 29/ 7/ 2024).
Ia mencontohkan, salah satu kemudahan akses terdapat di Kawasan Industri Terpadu Batang( KITB), di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jarak dari KIT Batang ke akses jalur tol juga diucap cuma 350 m. Memandang kemudahan itu, ia mencatat terdapat 18 industri yang masuk ke KIT Batang.
” Sebab masuk cost logistic- nya jauh lebih murah, kaya kemarin di Batang, 18 industri masuk sementara itu di sana kawasan industrinya cuma 350 m dari tol,” tuturnya.
Semacam dikenal, Presiden Joko Widodo( Jokowi) meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang( KITB) ataupun Grand City Batang, Jumat, 26 Juli 2024.
Peresmian oleh Jokowi ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman serta Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/ Kepala Tubuh Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Tenaga serta Sumber Energi Mineral Arifin Tasrif.
Setelah itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dan pejabat departemen serta lembaga yang lain.
” Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini aku resmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang di Jawa Tengah,” kata Jokowi dikala peresmian Grand Batang City, Jumat( 26/ 7/ 2024).
Jokowi menarangkan KITB awal mulanya dibentuk dengan luas 400 hektar. Sebab atensi yang besar, pembangunan kawasan diperluas dalam sebagian fase. Ada pula total luas lahan kawasan industri dalam perencanaan menggapai dekat 4. 300 hektar.
Sajikan Utilitas Bawah yang Lengkap
Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan berkata, KITB sediakan utilitas bawah yang lengkap dengan berorientasi pada keberlanjutan, antara lain industri berbasis teknologi( SEG Solar), pemakaian tenaga terbarukan, serta pengelolaan Water Treatment Plant( WTP),.
Tidak hanya itu, KITB pula mempunyai sarana Waste- Water Treatment Plan( WWTP), serta Sewage Treatment Plant( SWTP) serta infrastruktur terpadu yang ramah area, sarana hunian bersertifikasi Greenship Neighborhood, dan bisnis model yang berkepanjangan serta berdaya saing dengan pemberdayaan tenaga kerja lokal.
“ Kami optimistis KITB bisa ikut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi Indonesia serta ikut mendesak kenaikan kesejahteraan warga dekat,” pungkas Yadi.
Catatan Industri yang Berinvestasi
Ngurah menarangkan sampai dikala ini telah terdapat 18 industri yang berinvestasi di KITB. Ada pula berikut catatan ke- 18 industri tersebut:
PT. KCC Glass Indonesia( Fase 1) asal Korea Selatan bergerak di industri Kaca
PT. Yih Quan Footwear Indonesia( Fase 1), asal Taiwan, bergerak di industri Sepatu
PT. SEG Manufaktur Ind.( Fase 2) asal Amerika Serikat bergerak di industri Solar Panel
PT. Wanxinda Batang Industry Land Investment( Fase 2) asal Cina, bergerak di industri Sub Developer
PT. Green Travel Industry Industry Development( Fase 2) asal Cina, bergerak di industri Sub Developer
PT. Xiang Jiang Group Indonesia( Fase 2) asal Cina, bergerak di industri Penyemakan Kulit
PT. CosmosIndo Ink( Fase 1) asal Korea Selatan, bergerak di industri Tinta
PT. Wavin Manufacturing Indonesia( Fase 1) asal Belanda, bergerak di industri Pipa
PT. Jayamas Medica Industri( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri perlengkapan kesehatan
PT. Unipack Plasindo( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri PVC
PT. Tawada Healthcare( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri perlengkapan kesehatan
PT. Interskala Medika Indonesia( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri perlengkapan kesehatan
PT. Interskala Medika Solusindo( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri perlengkapan kesehatan
PT. Samator Indo Gas Tbk( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri Gas Industri
PT. Acindo Medika Sejahtera( Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri perlengkapan kesehatan
PT. Window Shutters Indonesia( Fase 1) afiliasi negeri Indonesia- Inggris, bergerak di industri perlengkapan furniture
PT. Sumber Graha Sejahtera( Fase 1) afiliasi negeri Indonesia- Singapura, bergerak di industri Wood Pellet
PT. Rumah Keramik Indonesia( Fase 1) afiliasi negeri Indonesia- India, bergerak di industri Keramik.